BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan pelayanan unit jasa teknik kelistrikan merupakan suatu hal yang sangat penting sekali, hal ini dapat kita lihat dalam segi kehidupan masyarakat hampir seluruhnya bergantung pada listrik, dengan melihat dan menyadari realita dan situasi tersebut, PT PLN (Persero) sebagai salah satu penyedia pelayanan jasa kelistrikan berusaha untuk selalu meningkatkan mutu dan pelayanan listrik kepada seluruh komponen listrik
Seiring dengan hal tersebut diperlukan penyesuaian daya yang digunakan oleh pelanggan sesuai dengan beban yang digunakan. Pada makalah ini saya akan membahas tentang mekanisme perubahan daya pelanggan sebagai upaya untuk penyesuaian terhadap berbagai macam beban yang digunakan oleh pelanggan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai mekanisme perubahan daya pelanggan.
1.3 Perumusan Masalah
Pada penulisan makalah ini akan dibahas secara umum tentang bagaimana mekanisme perubahan daya sesuai dengan beban konsumen, membahas apa saja peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam upaya melakukan perubahan daya konsumen, serta bagaimana cara menyeting relai OCR dan GFR.
1.4 Batasan Masalah
Penulisan makalah ini dibatasi pada perubahan daya pelanggan di atas 57 KVA
BAB II
MEKANISME PERUBAHAN DAYA PELANGGAN DI ATAS 53 KVA
Seiring dengan perkembangan zaman maka kebutuhan zaman akan tenaga listrik semakin besar, untuk itu harus ada penyesuaian antara beban yang digunakan pelanggan dengan pasokan daya yang disuplai oleh PT.PLN. Untuk itu perlu dilakukan perubahan daya sesuai beban yang digunakan konsumen. Mekanisme dalam melakukan perubahan daya dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu:
1. Melakukan survei lapangan untuk mengetahui kondisi lapangan dari konsumen yang akan diubah dayanya, selain itu juga untuk mengetahui peralatan apasaja yang harus diganti saat melakukan perubahan dayanya. Untuk Pelanggan dengan daya dari 53 KVA – 105 KVA biasanya peralatan yang perlu diganti yaitu CT dan NH Fusenya saja, sedangkan untuk pelanggan dengan dengan daya dari 131 KVA – 197 KVA, selain CT dan NH Fusenya yang perlu diganti, perlu juga menambah kabel JTR-nya menjadi 2 buah kabel karena untuk daya diatas 131 KVA arus yang disalurkan melebihi kapasitas arus yang dapat dihantarkan oleh sebuah kabel JTR, yaitu lebih dari 180 ampere. Sedangkan untuk daya diatas 197 KVA, selain kabel JTR-nya yang ditambah, kabel OPTSTIQ-nya juga perlu ditambah menjadi 2 buah karena setiap kabel hanya mempunyai OPTSTIQ hanya mempunyai kapasitas maksimum menyalurkan arus sebesar 200 Ampere.
2. Melakukan pemilihan CT (Current Transformer) dan NH fuse. CT dan NH Fuse yang digunakan untuk melakukan perubahan daya harus sesuai dengan kapasitas daya yang akan digunakan konsumen. Sebelum digunakan untuk melakukan perubahan daya, CT harus dites atau di inject dengan arus terlebih dahulu untuk mengetahui rasio dan kelasnya, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan.
Gambar Proses Penginjectan CT
3. Melakukan pengawatan pada AMR dan APP sesuai dengan diagram pengawatan
4. Setelah melakukan pengawatan, cek sekali lagi pengawatannya, pastikan tidak ada kesalahan. Selanjutnya, melakukan proses penyetingan relay (khusus untuk pelanggan di atas 197 KVA)
Pada jaringan distribusi proteksi yang digunakan hanya menggunakan relai arus lebih (Over Current Relai) dan Ground Fault Relai
Parameter relai arus lebih.
· I jatah : jatah arus ke konsumen .
· I OCR (Over current ) : I jatah setelah disesuaikan dengan settingan relai .
· Momen OCR : Batasannya 4 X I OCR, fungsinya untuk pengaman saat starting system
Akibat in rush current .
· I GF ( Ground Fault ) : Ground fault adalah besarnya arus yang mengalir pada netral akibat tidak seimbangnya baban tiap fasa . Batasannya adalah kali OCR, untuk relai jenis ABB batasannya 25 % sekunder CT .
Momen GF : Besar arus yang mengalir pada netral akibat adanya hubung singkat pada body kubikal. Besar moment GF 4X I GF .
Parameter | Rumus | Settingan di Relay | Kurva |
I>(I OCR) | kVA Kontrak/20 | I OCR/CT | Invers |
I>> ( M OCR ) | 4 X I> | M OCR /CT | Definite 50 ms |
Io> ( I GF ) | ¼ X I > , 25% sekunder CT | I GF/CT | Invers |
Io>> (M GF ) | 4 X Io> | M GF | Definite 50 ms |
5. Melakukan commissioning. Commissioning dilakukan untuk mengecek pengkawatan yang terpasang, mengatahui keadaan beban, dan faktor daya.
Langkah – langkah commissioning pada AMR :
a) Pasang kabel data pada AMR dan sambungkan ke laptop
b) Buka program Landis & Gyr MAP 110 pada laptop .
c) Download data pemakaian pada option dlms verification, vektor diagram.
d) Copy hasil pembacaan pada file hasil commissioning.
e) Buka option IEC Verification, vektor diagram.
f) Setelah mendapat gambar diagram vektor, copy ke data hasil ccommissioning
g) Periksa laporan commissioning lalu diprint
BAB III
KASIMPULAN
Jadi, perubahan daya perlu dilakukan untuk menyesuaikan pemakaian konsumen dengan pasokan daya listrik yang disuplai oleh PT.PLN (Persero). Dalam melakukan perubahan beban ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Melakukan survei lapangan
2. Melakukan pemilihan CT dan NH Fuse
3. Melakukan pengawatan sesuai dengan diagram pengawatan
4. Melakukan penyetingan relai OCR dan GFR.
5. Melakukan commissioning.
DAFTAR PUSTAKA
Kadarisman, pribadi Ir.Wahyudin sarimun N, “current Transforment (Trafo Arus ), “ PT.PLN (Persero) jasa pendidikan dan pelatihan.
Pribadi Kadarisman. 2001 . Koordinasi relai OCR dan GFR pada jaringan distribusi . Jakatrta
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar