Jumat, 31 Agustus 2012

makalah tentang baterai


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di era yang penuh teknologi seperti sekarang ini, banyak sekali hal-hal baru ataupun hasil dari produk teknologi yang sering bahkan wajib kita gunakan untuk menunjang aktivitas kita. Salah satunya adalah alat-alat kelistrikan, alat-alat ini secara langsung ataupun tidak langsung dapat memberikan pengaruh positif yang sangat besar dalam memaksimalkan dan merealisasikan tujuan dari kegiatan kita, alasan efisiensi waktu adalah tajuk utama mengapa alat-alat kelistrikan digunakan.
Dari banyak alat-alat kelistrikan tersebut, penggunaan dan pemanfaatan baterai tidak mungkin dilepaskan dari aktivitas manusia di era sekarang ini, handphone, laptop, bahkan televisi sekalipun tidak mungkin terlepas dari peran sebuah baterai. Tapi, apakah kita semua tahu, bagaimana baterai itu bekerja, komponenen apasaja yang terdapat dalam baterai itu sendiri, tentu pemahaman dan informasi tentang baterai masih banyak diantara kita yang belum memahami.
Oleh karena alasan tersebut, maka dalam penulisan makalah ini, penulias akan mengangkat judul yakni “ Cara Kerja dan Komponen-Komponen yang Terdapat dalam Baterai”.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan baterai?
2.      Komponen apa saja yang terdapat dalam baterai?
3.      Apa saja jenis-jenis dari baterai?
4.      Bagaimana prinsip kerja dari baterai?

C.     Tujuan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan mengenai defenisi baterai, komponen yang terdapat dalam baterai, jenis-jenis baterai, serta penggunaan baterai bagi kehidupan sehari-hari, serta cara kerja baterai

D.     Batasan Masalah
            Dari identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran dimensi permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus. Selanjutnya masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pengertian baterai, komponen penyusunnya, jenis-jenis baterai, reaksi yang berlangsung pada baterai, dan penggunaan baterai dalam kehidupan sehari hari


















BAB II
KOMPONEN-KOMPONEN DAN CARA KERJA BATERAI

A.    Pengertian Baterai
            Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkannya bila dierlukan dan mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Karena di dalam proses baterai kehilangan energi kimia, maka alternator mensuplainya kembali ke dalam baterai (yang disebut pengisian). Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia. Siklus pengisian dan pengeluaran ini terjadi berulang kali dan terus menerus.

B.     Komponen Baterai
            Di dalam baterai mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan negatif dalam bentuk plat. Plat-plat dibuat dari timah atau berasa dari timah. Karena itu baterai tipe ini sering disebut baterai timah. Ruangan dalamnya dibagi menjadi beberapa sel (biasanya 6 sel, untuk baterai mobil) dan di dalam masing-masing sel terdapat beberapa elemen yang terendam dalam elektrolit.
1.        Elemen Baterai
Antara plat-plat positif dan plat-plat negatif masing-masing dihubungkan oleh plate strap (pengikat plat) terpisah. Ikatan plat-plat positif dan negatif ini dipasangkan secara berselang-seling yang dibatasi oleh separator dan fiberglass. Jadi satu kesatuan dari plat, separator dan fiberglass disebut elemen baterai. Penyusunan plat-plat seperti ini tujuannya memperbesar luas singgungan antara bahan aktif dan elektrolit, agar listrik yang dihasilkan besar. Dengan kata lain kapasitas baterai menjadi besar.
Gaya elektromotif (EMP) yang dihasilkan satu sel kira-kira 2,1 V, pada segala ukuran plat. Karena baterai mobil mempunyai 6 sel yang dihubungkan secara seri, EMP output yang dihasilkan ialah kira-kira 12 Volt.

2.      Elektrolit
Elektrolit baterai ialah arutan asam sulfat dengan air sulingan. Berat jenis elektrolit pada baterai saat ini dalam keadaan pnuh ialah 1,260 atau 1,280 (pada temperatur 20° C). Perbedaan ini disebabkan perbandingan antara air sulingan dengan asam sulfat pada masing-masing tipe berbeda. Elektrolit yang berat jenisnya 1,260 mengandung 65% air sulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan elektrolit yang berat jenisnya 1,380 mengandung 63% air sulingan dan 37% asam sulfat.
Elektolit baterai adalah asam yang kuat, sehingga dapat membakar kulit, mata dan merusak pakaian. Bila elektrolit mengenai kulit atau pakaian, basuhlah segera dengan air, dan netralkan asam dengan campuran soda (sodium bicarbonate [NaHCO3]) dan air. Bila asam mengenai mata, bilaslah dengan air beberapa menit, kemudian hubungilah dokter.

3.      Kotak Baterai
Wadah yang menampung elektrolit dan elemen baterai disebut kotak baterai. Ruangan dalamnya dibagi menjadi 6 ruangan atau sel. Pada kotak baterai terdapat garis tanda permukaan atas dan bawah (upper level dan lower level).
Plat-plat posisinya ditinggikan dari dasar dan diberi penyekat, tujuannya agar tidak terjadi hubungan singkat apabila ada bahan aktif (timah dan lain-lain) terjatuh dari plat.

4.      Sumbat Ventilasi
Sumbat ventilasi adalah tutup untuk lubang pengisian elektrolit. Di samping itu untuk memisahkan gas hidrogen (yang terbentuk saat pengisian) dan uap asam sulfat di dalam baterai dengan cara membiarkan gas hidrogen keluar lewat lubang ventilasi sedangkan uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali ke bawah.








C.   Jenis-Jenis Baterai
            1.NiCD (nickel-cadmium battery / Nicad )
http://bangunariyanto.files.wordpress.com/2010/04/maxpower-nicd.jpg?w=350&h=350
Baterai NiCD
Baterai jenis ini merupakan generasi pertama. Berkapasitas besar, baterai ini cocok untuk ponsel lama yang bertenaga besar. Sesuai dengan ukuran dan kapasitasnya. Proses pengisian ulang pun cukup merepotkan, misalnya pengisian ulang harus dilakukan pada saat daya baterai benar-benar habis. Karena baterai NiCD memiliki memory effect, semakin lama kapasitasnya akan menurun jika pengisian belum benar-benar kosong.
Singkatan NiCad adalah merek dagang terdaftar dari SAFT Corporation, meski produk ini umumnya digunakan untuk menjelaskan seluruh baterai nikel-kadmium. Di sisi lain, singkatan NiCd berasal dari simbol kimia dari nikel (Ni) dan kadmium (Cd), oleh karena itu jangan menjadi bingung dengan rumus kimia .
Ada dua jenis baterai NiCd: disegel dan diberi ventilasi



          2.  NiMH (Nickel Metal Hydride)
http://bangunariyanto.files.wordpress.com/2010/04/nimh-cph-511.jpg?w=500&h=500
Baterai NiMH
Generasi selanjutnya dari baterai adalah NiMH. Baterai isi ulang ini masih memiliki memory effect namun hanya bersifat sementara. Jadi lebih fleksibel dibanding dengan NiCD. Untuk pengisian ulang baterai ini tidak perlu menunggu benar-benar habis, namun dengan konsekuensi akan terasa cepat habis. Namun hal ini hanya berlangsung sementara, saat habis isi kembali dan kemampuannya akan kembali normal lagi.
pembuangan baterai NiMH yang tidak benar menimbulkan bahaya lingkungan kurang dari baterai NiCd karena tidak adanya kadmium .
         3.   Li-Ion ( Lithium Ion)
http://bangunariyanto.files.wordpress.com/2010/04/li-ion-ancq021.jpg?w=400&h=295
Baterai Li-Ion
Dibanding dengan 2 generasi sebelumnya, type ini tidak lagi memiliki memory effect. Jadi anda bisa mengisi ulang tanpa menunggu baterai habis. Baterai Li-Ion memiliki “life cycle” (siklus hidup) yang lebih pendek. Bahkan apabila dicharges berlebihan baterai lithium ion akan menurun kemampuannya dibanding NiCD atau NiMH.
Lithium-ion adalah salah satu jenis yang paling populer, dengan salah satu yang terbaik energy-to-weight ratios , tidak ada efek memori , dan lambat dalam penurunan daya jika tidak digunakan. Selain digunakan untuk peralatan elektronik, baterai lithium-ion yang semakin meningkat popularitasnya juga dipergunakan untuk pertahanan, otomotif, dan aplikasi ruang angkasa karena kepadatan energi yang tinggi. Namun, beberapa jenis perlakuan dapat menyebabkan baterai lithium-ion konvensional dapat meledak .
          4.Li-po (Lithium polymer)
http://bangunariyanto.files.wordpress.com/2010/04/lipo_battery_pack.jpg?w=500&h=314
Baterai Li-Po
Polimer ion baterai-Lithium, lithium ion polimer, atau lebih umum baterai lithium polymer (disingkat Li-poli, Li-Pol, LiPo, LIP, PLI atau LiP) adalah baterai isi ulang (baterai sel sekunder). Biasanya baterai ini terdiri dari beberapa sel sekunder yang identik di samping paralel untuk meningkatkan kemampuan debit saat ini.
Tipe ini telah berevolusi dari teknologi baterai lithium-ion . Perbedaan utama adalah bahwa lithium – salt elektrolit tidak ditempatkan dalam organic solvent tetapi dalam polimer padat komposit misalnya polietilen oxide atau polyacrylonitrile . Keuntungan dari polimer Li-ion atas desain lithium-ion berpotensi lebih rendah termasuk biaya pembuatan, kemampuan beradaptasi terhadap berbagai bentuk kemasan, dan kekasaran. Lithium-ion baterai polimer mulai muncul dalam peralatan elektronik konsumen sekitar tahun 1996.
ini generasi paling baru dari baterai isi ulang. Selain ramah lingkungan, keunggulannya diatas baterai Li-ion, untuk perawatan baterai Lithium Polymer, tak jauh berbeda dengan Lithium Ion. Namun penanganannya harus ekstra hati-hati mengingat sifatnya yang cukup “liquid” dengan tekanan cukup keras bisa menyebabkan bentuk baterai berubah.
Kelemahan Li-po justru mengharuskan kita mengisi ulang baterai jangan sampai menunggu ponsel mati dengan sendirinya. Atau sebisa mungkin ketika ponsel memberikan peringatan baterai lemah. Jika tidak, ponsel akan susah untuk diaktifkan karena baterai belum pulih



D.Prinsip Kerja Baterai
Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat pengisian/cas/charge energi listrik diubah menjadi kimia dan saat pengeluaran/discharge energi kimia diubah menjadi energi listrik.

            Baterai (dalam hal ini adalah aki; aki mobil/motor/mainan) terdiri dari sel-sel dimana tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki motor yang memiliki tegangan 12 V terdiri dari 6 sel yang dipasang secara seri (12 V = 6 x 2 V) sedangkan aki yang memiliki tegangan 6 V memiliki 3 sel yang dipasang secara seri (6 V = 3 x 2 V).

http://www.iklanumum.com/icon/baterai_12_volt.png
Baterai 12 Volt

http://www.iklanumum.com/icon/baterai_6_volt.png
Baterai 6 Volt

Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes).

            Di dalam satu sel terdapat susunan pelat pelat yaitu beberapa pelat untuk kutub positif (antar pelat dipisahkan oleh kayu, ebonit atau plastik, tergantung teknologi yang digunakan) dan beberapa pelat untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat positif terbuat dari oksida timah coklat (PbO2) sedangkan bahan aktif dari plat negatif ialah timah (Pb) berpori (seperti bunga karang).

Pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat (H2SO4).
Baterai merupakan alat yang merubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari satu atau lebih voltaic cell (tergantung besarnya voltase yang diinginkan contohnya baterai aki 6 Volt atau 12 Volt) . Masing-masing voltaic cell terdiri dari dua half cells yang dihubungkan secara seri oleh penghantar elektrolit. Satu half cells mempunyai elektroda positif (katoda) yang satunya elektroda negatif (atoda). Daya baterai di dapat dari reaksi reduksi dan oksidasi.
Reduksi terjadi pada di katoda dan oksidasi terjadi di katoda. Elektroda tersebut tidak bersentuhan dan arus listrik dihubungkan dengan elektrolit. Elektrolit dapat berupa cairan atau padat.
Untuk lebih penjelasan lebih detail tentang baterai (dalam hal ini adalah aki; aki mobil/motor/mainan yang memakai elektrolit cair) yang saya ambil dari iklanumum. Aki terdiri dari sel-sel dimana tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki motor yang memiliki tegangan 12 V terdiri dari 6 sel yang dipasang secara seri (12 V = 6 x 2 V) sedangkan aki yang memiliki tegangan 6 V memiliki 3 sel yang dipasang secara seri (6 V = 3 x 2 V).Baterai 12 VoltBaterai 6 Volt.
Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes).
Di dalam satu sel terdapat susunan pelat pelat yaitu beberapa pelat untuk kutub positif (antar pelat dipisahkan oleh kayu, ebonit atau plastik, tergantung teknologi yang digunakan) dan beberapa pelat untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat positif terbuat dari oksida timah coklat (PbO2) sedangkan bahan aktif dari plat negatif ialah timah (Pb) berpori (seperti bunga karang).Pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat (H2SO4).
Kalau sobat ingin tahu tentang bagaimana baterai aki menyuplai arus, menerima arus (mencas aki), dan lain-lain.






BAB III
KESIMPULAN
            Baterai adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai listrik ke sistem starter mesin, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai terdiri dari beberapa komponen, yaitu : elemen baterai, elektrolit, kotak baterai, dan sumbat ventilasi.
baterai juga terdiri dari beberapa jenis, diantaranya :
1.
NiCD (nickel-cadmium battery / Nicad )
2. NiMH (Nickel Metal Hydride)
3. Li-Ion ( Lithium Ion)
4. Li-po (Lithium polymer)













DAFTAR PUSTAKA
Kadarisman, pribadi Ir.Wahyudin sarimun N “current Transmorment (Trafo Arus),” PT.PLN (Persero) jasa pendidikan dan pelatihan.
Pribadi Kadarisman. 2001 . Koordinasi relai OCR dan GFR pada jaringan distribusi . Jakarta
Sears-Zemansky , College Physich , Add. Wesley
Tyler F , A Laboratory Manual of physich , Adward Arnold , 1967

makalah teknik elektro(perubahan daya konsumen di atas 53 KVA)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Sejalan  dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan pelayanan unit jasa teknik kelistrikan merupakan suatu hal yang sangat penting sekali, hal ini dapat kita lihat dalam segi kehidupan masyarakat hampir seluruhnya bergantung pada listrik, dengan melihat dan menyadari realita dan situasi tersebut, PT PLN (Persero) sebagai salah satu penyedia pelayanan jasa kelistrikan berusaha untuk selalu meningkatkan mutu dan pelayanan listrik kepada seluruh komponen listrik
Seiring dengan hal tersebut diperlukan penyesuaian daya yang digunakan oleh pelanggan sesuai dengan beban yang digunakan. Pada makalah ini saya akan membahas tentang mekanisme perubahan daya pelanggan sebagai upaya untuk penyesuaian terhadap berbagai macam beban yang digunakan oleh pelanggan.

1.2   Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai mekanisme perubahan daya pelanggan.






1.3   Perumusan Masalah
Pada penulisan makalah ini akan dibahas secara umum tentang bagaimana mekanisme perubahan daya sesuai dengan beban konsumen, membahas apa saja peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam upaya melakukan perubahan daya konsumen, serta bagaimana cara menyeting relai OCR dan GFR.

1.4  Batasan  Masalah
Penulisan makalah ini dibatasi pada perubahan daya pelanggan di atas 57 KVA














BAB II
MEKANISME PERUBAHAN DAYA PELANGGAN DI ATAS 53 KVA
Seiring dengan perkembangan zaman maka kebutuhan zaman akan tenaga listrik semakin besar, untuk itu harus ada penyesuaian antara beban yang digunakan pelanggan dengan pasokan daya yang disuplai oleh PT.PLN. Untuk itu perlu dilakukan perubahan daya sesuai beban yang digunakan konsumen. Mekanisme dalam melakukan perubahan daya dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu:
1.      Melakukan survei lapangan untuk mengetahui kondisi lapangan dari konsumen yang akan diubah dayanya, selain itu juga untuk mengetahui peralatan apasaja yang harus diganti saat melakukan perubahan dayanya. Untuk Pelanggan dengan daya dari 53 KVA – 105 KVA biasanya peralatan yang perlu diganti yaitu CT dan NH Fusenya saja, sedangkan untuk pelanggan dengan dengan daya dari 131 KVA – 197 KVA, selain CT dan NH Fusenya yang perlu diganti, perlu juga menambah kabel  JTR-nya menjadi 2 buah kabel karena untuk daya diatas 131 KVA arus yang disalurkan melebihi kapasitas arus yang dapat dihantarkan oleh sebuah kabel JTR, yaitu lebih dari 180 ampere. Sedangkan untuk daya diatas  197 KVA, selain kabel JTR-nya yang ditambah, kabel OPTSTIQ-nya juga perlu ditambah menjadi 2 buah karena setiap kabel  hanya mempunyai OPTSTIQ hanya mempunyai kapasitas maksimum menyalurkan arus sebesar 200 Ampere.

2.      Melakukan pemilihan CT (Current Transformer) dan NH fuse. CT dan NH Fuse yang digunakan untuk melakukan perubahan daya harus sesuai dengan kapasitas daya yang akan digunakan konsumen. Sebelum  digunakan untuk melakukan perubahan daya, CT harus dites atau di inject dengan arus terlebih dahulu untuk mengetahui rasio dan kelasnya, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan.















Gambar Proses Penginjectan CT


















3.      Melakukan pengawatan pada AMR dan APP sesuai dengan diagram pengawatan

























4.      Setelah melakukan pengawatan, cek sekali lagi pengawatannya, pastikan tidak ada kesalahan. Selanjutnya, melakukan proses penyetingan relay (khusus untuk pelanggan di atas 197 KVA)
Pada jaringan distribusi proteksi yang digunakan hanya menggunakan relai arus lebih (Over Current Relai) dan Ground Fault Relai
Parameter relai arus lebih.
·         I jatah : jatah arus ke konsumen .
·         I OCR (Over current ) : I jatah setelah disesuaikan dengan settingan relai .
·         Momen OCR : Batasannya 4 X I OCR, fungsinya untuk pengaman saat starting system
Akibat in rush current .
·         I GF ( Ground Fault ) : Ground fault adalah besarnya arus yang mengalir pada netral akibat tidak seimbangnya baban tiap fasa . Batasannya adalah  kali OCR, untuk relai jenis ABB batasannya 25 % sekunder CT .
Momen GF : Besar arus yang mengalir pada netral akibat adanya hubung singkat pada body kubikal. Besar moment GF 4X I GF .

Parameter
Rumus
Settingan di Relay
    Kurva
I>(I OCR)
kVA Kontrak/20
I OCR/CT
Invers
I>> ( M OCR )
4 X I>
M OCR /CT
Definite 50 ms
Io> ( I GF )
¼ X I > , 25% sekunder CT
I GF/CT
Invers
Io>> (M GF )
4 X Io>
M GF
Definite 50 ms

5.      Melakukan commissioning. Commissioning dilakukan untuk mengecek pengkawatan yang terpasang, mengatahui keadaan beban, dan faktor daya.
Langkah – langkah commissioning pada AMR :
a)      Pasang kabel data pada AMR dan sambungkan ke laptop
b)      Buka program Landis & Gyr MAP 110 pada laptop .
c)      Download data pemakaian pada option dlms verification, vektor diagram.
d)      Copy hasil pembacaan pada file hasil commissioning.
e)      Buka option IEC Verification, vektor diagram.

f)       Setelah mendapat gambar diagram vektor, copy ke data hasil ccommissioning
g)      Periksa laporan commissioning lalu diprint

















BAB III
KASIMPULAN
 Jadi, perubahan daya perlu dilakukan untuk menyesuaikan pemakaian konsumen dengan pasokan daya listrik yang disuplai oleh PT.PLN (Persero). Dalam melakukan perubahan beban ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan, diantaranya :
1.      Melakukan survei lapangan
2.      Melakukan pemilihan CT dan NH Fuse
3.      Melakukan pengawatan sesuai dengan diagram pengawatan
4.      Melakukan penyetingan relai OCR dan GFR.
5.      Melakukan commissioning.

            










DAFTAR PUSTAKA

Kadarisman, pribadi Ir.Wahyudin sarimun N, “current Transforment  (Trafo Arus ), “ PT.PLN (Persero) jasa pendidikan dan pelatihan.
Pribadi Kadarisman. 2001 . Koordinasi relai OCR dan GFR pada jaringan distribusi . Jakatrta
.